Pengertian Novel

Diposting pada

Pada kesempatan kali ini pengajar.co.id akan membuat artikel mengenai Pengertian Novel, yuk disimak ulasannya dibawah ini:

Pengertian Novel


Pengertian Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Novelis adalah sebutan untuk penulis yang menulis novel. Salah satu yang membedakan novel dengan karya sastra lainnya adalah konten dalam novel lebih panjang dan juga lebih kompleks dan juga tidak memiliki keterbatasan struktural dan sajak.

Novel ini biasanya menceritakan/mengilustrasikan kisah seorang manusia yang berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungan dan sesama manusia.

Seorang novelis biasanya berusaha untuk dapat memberikan petunjuk bagi pembaca untuk tahu tentang pesan yang benar dari penulis.


Pengertian Novel Menurut Para Ahli

  • Menurut Jakob Sumardjo Drs

Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.

  • Menurut Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd

Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan.

  • Menurut Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd

Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.

  • Menurut Paulus Tukam, S.Pd

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic.


Ciri Ciri Novel

Berikut dibawah ini merupakan ciri ciri novel, adalah:

  1. Ditulis dengan gaya narasi yang terkadag dicampur deskripsi untuk menggambarkan suasana
  2. Bersifat realistis artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya.
  3. Bentuknya lebih panjang biasanya lebih dari 10.000 kata
  4. Alur ceritanya cukup kompleks.
  5. Terdiri dari setidaknya 100 halaman.
  6. Waktu untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
  7. Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
  8. Seleksi ceritanya luas.
  9. Ceritanya panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang.

Kaidah Kebahasaan Novel

  1. Kalimat dengan makna lampau harus ada.
  2. Kata konjungsi temporal dan kronologis harus banyak.
  3. Terdapat banyak kata dalam menggambarkan sebuah tindakan.
  4. Dalam menceritakan tuturan seorang tokoh dari seorang pengarang, harus banyak kata kerja untuk menunjukan kalimat tidak langsung.
  5. Terdapat banyak dialog.
  6. Dalam menggambarkan tempat, tokoh dan suasana harus menggunakan kata sifat.
  7. Ada banyak kata kerja dalam menyatakan sesuatu dipikiran atau yang dirasakan oleh tokoh.
Lihat Juga:   √Perusahaan Manufaktur

Susunan Paragraf Bebas Novel sebagai bagian dari prosa memiliki susunan paragraf yang bebas. Kalimat-kalimatnya dirangkai dalam bentuk yang tidak terbatas oleh aturan sepeti puisi. Rangkaian kalimatnya tidak harus diwujudkan sebagai bait-bait atau baris-baris sajak.

Ragam Bahasa Idiolek Tata bahasa dalam setiap novel berbeda antara satu dengan lainnya. Hal itu disebabkan ragam bahasa idiolek yang dimiliki satu novel tidak sama dengan novel lainnya. Idiolek menyebabkan tata bahasa maupun pilihan kata dalam suatu novel bersifat perseorangan. Sifat perseorangan tersebut timbul karena adanya ciri khas dari pribadi penulis.

Tata Kalimat Lentur dan Padu Kalimat dalam novel disusun secara fleksibel. Satu novel dapat disusun hanya dari kalimat tidak langsung, seperti monolog. Suatu novel juga bisa disusun dari gabungan kalimat tidak langsung dan kalimat langsung. Pada umumnya, novel terdiri atas kalimat tidak langsung sekaligus kalimat langsung. Setiap kalimat selalu berhubungan dengan kalimat lain sehingga menciptakan kepaduan cerita.

Penyesuaian Gaya Bahasa Gaya bahasa yang dipakai dalam novel menyesuaikan dengan tema. Gaya bahasa untuk novel anak berbeda dengan novel remaja, gaya bahasa novel sejarah berbeda dengan novel komedi. Penyesuaian tersebut berguna untuk membangun latar dan penokohan.

Penggunaan Kata Tidak Baku Dalam novel, diperbolehkan menggunakan kata tidak baku. Misalnya, dalam kalimat tidak langsung yang mengandung ragam bahasa lisan atau bahasa percakapan.

Penulisan Sesuai EYD Meskipun diperbolehkan menggunakan kata tidak baku, tetapi dalam hal penulisan, tata kalimat dalam novel harus sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Misalnya, dalam pemakaian huruf kapital, huruf miring, tanda baca, kutipan, dan sebagainya.

Kosakata Denotatif dan Konotatif Novel terdiri atas kosakata yang bermakna denotasi dan konotasi. Kosakata denotatif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kosakata konotatif untuk menggambarkan kiasan atas suatu keadaan demi menciptakan kesan keindahan. Karena itu, di dalam novel sering dijumpai ungkapan (idiom), majas, dan peribahasa.


Unsur Unsur Novel

Unsur unsur yang terdapat pada novel adalah:

  • Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yaitu unsur yang ikut serta dalam membangun cerita novel. Unsur intrinsik terdiri dari :

  1. Tema : gagasan umum
  2. Alur : jalannya cerita
  3. Tokoh dan Penokohan :  pelaku dalam cerita serta sifat dan wataknya
  4. Latar : tempat terjadinya peristiwa
  5. Sudut Pandang : kedudukan pengarang dalam cerita
  6. Gaya Bahasa : pengungkapan cerita melalui bahasa
  7. Amanat : pesan moral
  • Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada diluar karya sastra dimana akan mempengaruhi isi suatu karya tersebut. Unsur ini terdiri dari psikologi penulis, biografi penulis, serta lingkungan sekitar, dll.


Jenis Jenis Novel

Berikut dibawah ini merupakan jenis jenis novel, adalah:

  1. Berdasarkan genre cerita: novel romantis, horror, inspiratif, misteri, komedi.
  2. Berdasarkan isi: novel teenlit (novel remaja yg berisi mengenai kehidupan remaja), novel chicklit.
  3. Berdasarkan kebenaran cerita: novel fiksi dan non fiksi.

Struktur Novel

  1. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada bagian awal cerita dalam novel.
  2. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
  3. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
  4. Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
  5. Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang sedang terjadi.
  6. Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.
Lihat Juga:   √Aurora Adalah

Cara Menulis Novel

  1. Kenali Audiens
  2. Menentukan Ide dan Tema Novel
  3. Karakter yang Kuat
  4. Buat Plot yang Bagus
  5. Buat Dialog yang Penuh Arti
  6. Tentukan Setting yang Menarik

Pikirkan dulu apa temanya, jumblah halamannya. Sebelum menulis, buatlah pokok pikiran, seperti sinopsis. Perkenalan konflik, peleraian, dan penyelesaian. sinopsis cukup selembar, yang penting” saja.


Contoh Novel

  • Contoh 1 ”Rubah dan Sekebun Anggur”

Suatu siang,seekor rubah mencari makan ditengah hutan. Ia belum mendapatkan makanan sejak pagi itu. Ia sangat kelaparan. Hingga menjelang senja, rubah yang kelaparan memutuskan untuk pulang. ”Mungkin esok hari saya akan mendapatkan sesuatu”, pikirnya.

Separo perjalanan menuju kerumahnya,rubah melihat sebuah jebun anggur. Buah-buah anggur yang besar dan segar. Banyak burung mematuk-matuk anggur-anggur itu. Buah-buah anggur tumbuh pada tiang-tiang kayu yang tinggi. Rubah ingin sekali menyantap anggur-anggur itu, tetapi ia tidak dapat menggapainya.

Rubah mencoba untuk melompat, berupaya mendapatkan anggur-anggur yang besar itu, tetapi mereka terlalu tinggi untuknya. Burung-burung yang ada pada tiang-tiang kayu memperhatikan gerak-gerik rubah dan mereka berpikir bahwa tingkah laku rubah sangatlah lucu.

Burung-burung pun mulai tertawa dan menggoda rubah. Rubah pun menjadi sangat marah. Ahirnya, rubah memutuskan untuk tidak mencoba lagi menggapai buah-buahan anggur. Ia berteriak ”saya tidak menyukai anggur-anggur yang berasa asam itu.”


  • Contoh 2 “Waktu Lebih Berharga Dari Dirimu”

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Serasa baru kemarin kita menjadi anak kecil, serasa baru kemarin kita menghabiskan hari-hari kita untuk bermain. Dulu kita yang kecil dan tak tahu apa-apa tentang kehidupan, kini kita tumbuh dewasa dan akhirnya kita mengerti bahwa hidup penuh dengan tanggung jawab dan tidak mudah untuk menjalaninya.

Selagi ada waktu kita harus tetap melakukan yang terbaik. Baik sesuai dengan kadar kemampuan kita, karena kelak kita akan mempertanggungjawabkan setiap apa yang kita lakukan dimasa sekarang. Sekecil apapun yang kita perbuat dimasa sekarang, kita tidak akan dapat menghindarinya suatu hari nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Betapa cepat waktu akan pergi meninggalkan kita, dan kita akan menyesalinya manakala kita hanya menghabiskan sisa-sisa waktu kita untuk melakukan hal-hal yang tidak memberikan arti dan makna. Waktu itu jauh lebih berarti dari apa yang saat ini kita anggap sebagai hal terindah, karena waktu dapat menghukum kita melalui duka dan penyesalan ketika kita tidak melakukan apa-apa untuk menata hidup dan kepribadian kita.

Lihat Juga:   √Algoritma Adalah

Kita tidak akan selamanya seperti ini. Kita tidak akan menjadi orang yang sekuat sekarang, kelak kita akan menjadi orang yang benar-benar rapuh untuk melakukan hal terlalu kecil sekalipun. Betapa waktu itu sungguh teramat berarti bagi kita.


  • Contoh 3 “Laskar Pelangi”

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka Yogyakarta

Tahun Terbit : 2005

Ketebalan Buku : 529 halaman

Novel ini bercerita tentang 10 anak dari keluarga miskin di pulau Belitong provinsi Bangka Belitung. Mereka merupakan anak-anak dari keluarga yang berprofesi sebagai penambang timah.Walaupun mereka keluarga miskin dengan keterbatasan yang dimiliki mereka menjalankan aktivitas pendidikan sebagaimana anak-anak lain, walaupun tempat mereka belajar sebenarnya sekolah tua yang tak layak untuk dihuni. Walaupun dengan keadaan tersebut anak-anak tersebut dengan senanng dan bersemangat dalam belajar.

Nama 10 anak tersebut antara lain Ikal, Lintang, Sahara, Mahar Ahlan, Jumadi Ahlan, A kiong, Syahdan Noor Aziz, Mukharam Kucai Khairani, Borek, Trapani Ikhsan Jamari, dan Harun. Di sekolah mereka mendapatkan teman baru seorang gadis cantik anak seorang anak pegawai penambangan timah bernama Flo.

SD Muhammadiyah tempat mereka belajar begitu memprihatinkan, sekolah tersebut hampir roboh sehingga perlu disangga oleh sebatang pohon besar. Di Suatu hari Pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi sumatera Selatan memberikan peringatan bahwa jika sekolah tersebut tidak bisa menampung minimal 10 siswa maka sekolah tersebut harus ditutup.

Pada hari penerimaan siswa baru baru terkumpul 9 siswa, ketika pak Harvan berpidato bahwa persyaratan sekolah tetap berdiri harus 10 orang. Sebelum terjadi penutupan sekolah, Harun seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental memiliki tekad ingin sekolah datang pada saat penutupan, dan sekolah pun tidak jadi ditutup.

Dalam kegiatan belajar mengajar mereka didampingi oleh Ibu Muslimah, seorang guru yang sabar dalam mendidik mereka. Ibu muslimah hanyalah seorang yang lulusan Sekolah Kepandaian Putri atau setingkat dengan SMP, namun Ibu Muslimah memiliki tekad yang kuat dan menjadikannya wanita yang tegar dan berdedikasi terhadap pendidikan.

Bu Muslimah memberikan julukan kepada 10 anak tersebut Laskar pelangi. Selain Bu Muslimah, yang menjadi pengajar di SD Muhammadiyah yaitu Pak harvan, selain menjadi kepala sekolah beliau juga mengajar bersama Bu Muslimah.

Kelebihan novel ini yaitu gaya bahasa yang diberikan cukup menarik untuk dibaca, disertai dengan aksen-aksen melayu yang kental sehingga unik.

Isi novel ini berceritakan tentang kisah persahabatan dalam menghadapi hidup, selain itu kritik sosial bagi pemerintah atas ketidakmerataan pembangunan daerah terutama bidang pendidikan.

Kekurangan novel ini yaitu pengamburan waktu, tempat serta nama tokoh.

Kesimpulan yang diambil dari novel ini yaitu tetap tabah dalam menangani kehidupan serta pentingnya pendidikan dan rasa syukur kepada Tuhan.


Akhir Kata

Demikianlah ulasan dari pengajar.co.id mengenai Pengertian Novel: Menurut Para Ahli, Ciri, Kaidah Kebahasaan, Unsur, Jenis, Struktur, Cara Menulis, Contoh, semoga bisa bermanfaat untuk anda.