Pada Kesempatan kali ini pengajar.co.id ingin membagikan artikel tentang Rumah Adat Jawa Timur berikut ulasannya:
Rumah Joglo Sebagai Rumah Adat Jawa Timur
Joglo pada tempo sebelumnya dibangun guna menunjukkan strata atau status sosial tertentu dalam masyarakat. Mayoritas Rumah Joglo dimiliki oleh para bangsawan dengan salah satu tujuan guna menerima tamu dengan jumlah yang besar. Tapi sesudah mengalami perkembangan zaman, Joglo diidentitaskan sebagai rumah adat yang boleh dimiliki semua orang.
Rumah adat Jawa Timur Joglo mempunyai keunikan tersendiri yang membedakan dengan rumah adat lainnya. Salah satu keunikannya ialah bahan pembuatan rumah yang dominan terbuat dari kayu jati.
Jenis-jenis Ciri Khas Rumah Joglo
1. Joglo Sinom
Joglo Sinom berciri khas memaipun 36 pilar dan 4 saka guru. Konsep bangunan tersebut adalah perkembangan dari saka Joglo yang memakai teras keliling. Masing-masing puncak dari keempat sisi didesain secara tinggi serta bertingkat.
2. Joglo Pangrawit
Joglo Pangrawit mempunyai ciri khas yang lebih detail dari Joglo Sinom. Halaman rumah lebih luas dengan jumlah pilar yang lebih banyak. Rumah Joglo Pangrawit mempunyai atap yang menjulang serta mengerucut dengan setiap sudutnya yang mempunyai pilar.
3. Joglo Hageng
Joglo Hageng mempunyai konsep yang lebih rumit dari Joglo Pangrawit, dimana jumlah pilarnya lebih banyak serta halaman yang lebih luas. Ukuran ruangannya lebih pendek dengan atap yang tumpul. Rumah tersebut biasa dimiliki oleh keluarga yang berpenghasilan lebih mencukupi.
Keunikan Rumah Joglo
1. Pendopo Yang Megah
Pendopo adalah bagian khas depan dari rumah adat Jawa Timur dengan halaman yang sangat luas. Pada bagian pendopo tersebut sering dilakukan pertemuan dengan warga dalam rangka musyawarah serta berdiskusi.
Pendopo juga dipakai untuk membahas acara adat atau hajatan-hajatan tertentu. Dengan ini, pendopo mempunyai banyak fungsi sebagai wujud terdepan rumah adat Jawa Timur.
Ciri khas dari pendopo tersebut adalah bangunannya yang sangat megah dengan ruangan yang sangat luas tanpa sekat. Ada pilar-pilar penyangga di setiap sisi dan sudutnya.
4 pilar utama penyangga yang ada di tengah dinamakan saka guru serta mewakili keempat arah mata angin. Bentuk pendopo ini adalah bujur sangkar dengan bahan-bahan berkualitas tinggi yang dipakai pada bagian atap.
2. Pringgitan Sebagai Lorong Masuk
Pringgitan ada di antara pendopo dan omah jero (rumah dalam) serta difungsikan sebagai jalan masuk pada rumah bagian dalam. Wujud pringgitan terlihat seperti serambi berbentuk 3 persegi.
Serambi-serambi itu menghadap ke arah pendopo dan menjadi komponen tersendiri yang bisa menarik tamu yang sedang berkunjung. Lorong ini juga sering dipakai untuk tempat pertunjukan wayang kulit.
3. Emperan Sebagai Teras Untuk Bersantai
Emperan adalah sebuah teras di depan pendopo yang dipakai untuk bersantai-santai. Selain itu, emperan pula difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu serta kegiatannya lainnya. Biasanya dalam emperan ada sepasang kursi kayu dan meja. Lebar emperan hanya sekitar 2 meter saja.
4. Omah Njero Yang Privatif
Omah njero atau dikatakan sebagai “rumah dalam” adalah bagian ruangan khusus di bagian dalam sebagai tempat untuk bersantai untuk keluarga. Sebutan selain omah njero adalah omah mburi, dalam ageng, atau omah saja. Sebab sifatnya yang privatif, tak semua tamu dibolehkan masuk pada ruangan tersebut.
Omah njero pula dilengkapi dengan penyekat atau pembatas antar ruangan yaitu papan kayu, serta bukan terbuat dari dinding. Penampilannya sangat unik sebab ada banyak kursi serta atribut-atribut lain yang menghiasi pada ruangan ini. Omah njero juga adalah akses jalan masuk menuju senthong (kamar khusus).
5. Senthong Kiwa Sebagai Wilayah Ruangan Sebelah Kiri
Nama senthong bisa diartikan lain sebagai kamar. Jadi begitu, senthong kiwa adalah sebutan lain dari wilayah beberapa ruangan yang ada di sebelah kiwa (kiri).
Senthong kiwa terdiri dari bermacam macam ruangan yang bisa difungsikan sebagai kamar tidur, gudang, atau tempat menyimpan persediaan makanan. Desain ruangan-ruangan senthong kiwa lebih menarik, sebab kebanyakan dibuat sebagai kamar pribadi.
6. Senthong Tengah Sebagai Wilayah Sakral
Senthong tengah adalah wilayah ruangan yang ada di tengah bagian dalam. Sebutan senthong tengah juga bisa diartikan lain sebagai pedaringan, krobongan, atau boma.
Letak ruangan tersebut ada jauh di dalam rumah serta berjarak sangat jauh dari pringgitan. Senthong tengah dipakai untuk menyimpan benda-benda berharga seperti keris, emas, serta harta-harta berharga lainnya
Banyak orang yang menyebut senthong sebagai wilayah sakral sebab erat dipakai sebagai tempat menyimpan barang-barang pusaka. Ruangan yang dianggap sakral tersebut biasanya diberi penerangan yang baik di siang hari ataupun malam hari. Selain itu, juga diberi bantal, kasur, cermin, serta sisir rambut yang dibuat dari bahan berupa tanduk.
7. Senthong Tengen Sebagai Wilayah Ruangan Sebelah Kanan
Sama halnya dengan senthong kiri, senthong kanan juga adalah wilayah ruangan yang terdiri atas bermacam ruangan, tapi ada di sebelah kanan. Kamar-kamar di senthong kanan juga bisa difungsikan sebagai kamar tidur, gudang, atau tempat menyimpan persediaan makanan.
Selayaknya dengan senthong kiri, senthong kanan pula didesain dengan sangat indah, sebab juga banyak difungsikan sebagai tempat istirahat.
8. Gandhok Sebagai Gudang
Gandhok dalam bahasa modernnya ialah gudang. Ruangan tersebut terdiri dari 2 bagian, yaitu Gandok kiwo (kiri) serta Gandok tengen (kanan) yang tersebar di belakang rumah.
Gudang tersebut juga didesain dengan unsur Jawa yang sangat melekat pada tiang dan atapnya. Gandhok biasanya difungsikan sebagai gudang tempat menyimpan barang atau lumbung tempat menyimpan bahan makanan.
Demikianlah artikel dari pengajar.co.id tentang Rumah Adat Jawa Timur Semoga Bermanfaat