Pada kesempatan kali ini pengajar.co.id ingin membagikan artikel tentang Rumah Adat Maluku berikut ulasannyaa:
Rumah Baileo
Dalam bahasa Indonesia baileo mempunyai arti balai. Balai sendiri adalah tempat bermusyawarah dan pertemuan rakyat dengan dewan rakyat. Seperti saniri negeri dan dewan adat, yang menunjukkan bahwa sistem demokrasi telah dikenal oleh rakyat lima-sewa sejak dulu.
Rumah adat Maluku ini adalah satu-satunya bangunan peninggalan yang menggambarkan kebudayaan siwa-lima. Sehingga bangunan tersebut dipilih menjadi bangunan yang mewakili daerah provinsi Maluku.
1. Bangunan Rumah Baileo
Bentuk bangunan rumah adat Maluku tersebut adalah rumah panggung. Dimana posisi lantai ada di atas permukaan tanah. Lantai baileo dibuat tinggi sebab dipercaya agar roh-roh nenek moyang mempunyai tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdirinya masyarakat. Dan supaya masyarakat tahu permusyawaratan yang berlangsung di balai.
Baileo dibangun tanpa dinding. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini bahwa dengan tak adanya dinding serta jendela maka roh-roh nenek moyang bebas keluar masuk rumah. Tujuan lainnya adalah supaya saat bermusyawarah masyarakat sekitar depan melihat dari luar baileo.
2. Ciri Khas Baileo
Ada beberapa simbol yang memberikan ciri tersendiri pada rumah adat baileo ini seperti :
- Batu pamali
Batu pamali dipakai sebagai tempat untuk menyimpan sesaji. Biasanya batu tersebut diletakkan di depan pintu tepat di muka pintu rumah baileo. Tujuan dari penempatan batu pamali adalah guna menunjukkan bahwa rumah itu adalah balai adat. Sementara balai adat itu sendiri adalah bangunan induk anjungan.
- Tiang penyangga
Rumah adat baileo mempunyai tiang-tiang penyangga yang berjumlah sembilan dan ada di bagian depan dan belakang. Jumlah tersebut menunjukkan jumlah marga yang ada di desa yang bersangkutan.
- Tiang Siwa Lima
Siwa Lima mempunyai arti kita semua punya. Selain sembilan tiang penyangga, baileo juga mempunyai lima tiang di sisi kanan dan kiri yang adalah lambang Siwa Lima. Siwa Lima adalah simbol persekutuan desa-desa di Maluku dari kelompok Siwa dan kelompok Lima.
3. Ornamen
Rumah adat baileo mempunyai banyak ukiran-ukiran yang cantik. yakni gambar 2 ekor ayam yang berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di sebelah kiri dan kanan. Ukiran ini ada di ambang pintu. Makna dari ukiran itu adalah lambang tentang kedamaian dan kemakmuran. Hal ini terjadi sebab roh nenek moyang yang menjaga masyarakat Maluku.
Selain ukiran ayam dan anjing ada pula ukiran bulan, bintang dan matahari yang ada di atap. Ukiran-ukiran ini berwarna merah-kuning dan hitam. Ukiran itu melambangkan kesiapan balai adat dalam menjaga keutuhan adat beserta hukum adatnya.
Rumah Sasadu
Selain rumah adat baileo, ada juga rumah adat sasadu. Rumah ini adalah suatu desain rumah adat asli masyarakat suku Sahu yang sudah ada sejak zaman dulu di Halmahera. Rumah tersebut menggambarkan mengenai falsafah hidup orang Sahu dalam bermasyarakat.
Sama halnya dengan rumah adat baileo, rumah adat sasadu bukan adalah rumah untuk tempat tinggal melainkan balai adat. Yang berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk seluruh masyarakat suku Sahu ketika ada kegiatan adat. Rumah adat Maluku Utara ini mempunyai ciri khas dan keunikan baik pada desain arsitektur ataupun pada kandungan nilai-nilai filosofisnya.
1. Struktur Dan Arsitektur Rumah Sasadu
Rumah sasadu didesain lebih luas dengan permukaan tanah langsung menjadi lantainya. Rumah tersebut tidak berdinding serta hanya terdiri dari satu bagian saja tanpa sekat. Jadi rumah ini terbuka serta hanya terlihat tiang-tiang penopang saja. Tapi tiang ini tidak dipakai untuk memikul berat lantai seperti rumah adat pada umumnya.
Rumah adat Maluku Utara tersebut bukanlah tipe rumah panggung. Jadi tiangnya hanya dipakai untuk menopang kerangka atap rumah. Tiang ini terbuat dari batang kayu sagu lalu dihubungkan satu sama lain dengan balok penguat. Balok-balok itu tidak dipaku pada tiang. Melainkan hanya direkatkan pada tiang memakai pasak kayu.
Di beberapa bagian balok penguat juga dipakai sebagai tempat duduk. Sehingga antar balok diberi susunan bambu atau kayu yang membentuk dipan. Beberapa tiang tak dihubungkan satu sama lain untuk membentuk jalan masuknya orang ke dalam rumah. Sedikitnya ada 6 jalan masuk pada rumah ini. Yakni 2 pintu untuk jalan masuk keluar perempuan, dua pintu laki-laki serta dua pintu untuk para tamu.
Atap rumah sasadu dibuat dari bahan yang berasal dari alam. Untuk kerangkanya terbuat dari bambu yang diikat dengan ijuk. Sementara atapnya terbuat dari anyaman daun kelapa atau daun sagu.
2. Ciri khas Rumah Sasadu
Desain dari rumah sasadu mempunyai ciri khas dan filosofi yang menarik, yaitu:
Desain rumah yang terbuka menunjukkan bahwa masyarakat Sahu dan Maluku Utara adalah orang-orang yang terbuka. Jadi mereka mau menerima pendatang baru tanpa membeda-bedakan.
Di bagian rangka atap ada sepasang kain merah dan putih yang digantung menunjukkan kecintaan masyarakat Maluku Utara pada Indonesia. Serta lambang kerukunan antara agama Islam dan Kristen selaku dua agama mayoritas di Maluku Utara.
Bola-bola yang dibungkus ijuk yang digantung di kerangka atap dekat kain menyimbolkan kestabilan serta kearifan. Arahnya yang dibuat merunduk ke bawah berlawanan dengan arah atap menjelaskan bahwa mereka tetap rendah hati walaupum ada di puncak kejayaan.
Ujung atap bagian bawah dibuat lebih pendek dari langit-langit bertujuan supaya siapapun yang masuk harus menundukkan kepala dan membungkukkan tubuhnya. Hal ini dimaksudkan supaya masyarakat patuh dan hormat terhadap semua aturan adat Suhu.
Ukiran bentuk perahu pada ujung atap melambangkan bahwa masyarakt Suhu adalah masyarakat bahari yang suka melaut.
Demikianlah artikel dari pengajar.co.id tentang Rumah Adat Maluku semoga bermanfaat