Pada kesempatan kali ini pengajar.co.id akan membuat artikel mengenai Suku Dayak : Sejarah, Pengertian, Asal Usul, Budaya, Seni, Agama, Adat Istiadat, yuk sama-sama kita bahas dibawah ini :
Pengertian Suku Dayak
Suku Dayak adalah suku pribumi kalimantan yang hidup dalam kelompok yang hidup di pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Kata Dayak sendiri sebenarnya diberikan oleh orang Melayu yang datang ke kalimantan. Orang Dayak sendiri justru berkeberatan dengan nama Dayak, karena hal tersebut lebih diartikan negatif. Bahkan, motto suku Dayak adalah “Menteng Ueh mamut “, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan yang berani, serta tidak ada yang tidak kenal menyerah atau pantang mundur.
Selain itu suku Dayak juga dikenal sebagai suku yang memiliki warisan magis yang kuat. Ilmu spiritual menjadi simbol dari suku ini. Namun meskipun demikian, masih banyak orang yang tidak tahu tentang apa dan bagaimana asal-usul suku Dayak di masa lalu.
Sejarah Asal Usul Suku Dayak dan Penyebarannya di Kalimantan
Suku dayak merupakan salah satu suku asli Kalimantan yang sangat terkenal karena dimana keunikan etnik budayanya tersebut, bukan hanya di Indonesia saja, melainkan juga juga hingga ke mancanegara. Suku dayak sering dikenal sebagai suku yang mempunyai warisan magis yang sangat kuat. Ilmu-ilmu spiritual menjadi simbol kekhasan dari adat suku yang dimana mendiami pedalaman tanah Borneo ini. Namun akan terlepas dari kenyataan tersebut, ternyata masih banyak orang yang belum tahu tentang seperti apa ata juga bagaimana asal usul suku dayak tersebut yang di masa lalu.
Nenek moyang ini merupakan kelompok-kelompok kecil pengembara yang berhasil sampai di Pulau Kalimantan. suku Dayak yang merupakan suatu penduduk asli Pulau Kalimantan, ternyata mempunyai asal usul yang masih banyaknya dipengaruhi oleh penduduk luar pulau ini.juga Disebutkan dalam buku Kerajaan Kutai Kartanegara karangan Syaukani Hasan Rais menurut Mikhail Coomans, nenek moyang penduduk Kutai Kartanegara juga berasal dari daratan Asia yang kini disebut dengan propinsi Yunan, China selatan.
Para nenek moyang ini merupakan suatu kelompok-kelompok kecil pengembara yang juga berhasil sampai di Pulau Kaliimantan, namun masing-masing akan menempuh rute dan waktu yang berbeda. Suku Dayak ini juga dibedakan oleh Coomans menjadi 2 wilayah,yang pertama wilayah Kalimantan selatan maupun tengah, sedangkan wilayah ke2 ialah Kalimantan barat, utara, atau timur.
“Diperkirakan Suku Dayak yang kini tinggal di Kalimantan Selatan ataupun juga Kalimantan Tengah mempunyai rute perjalanan lewat Indo China , Semenanjung Malaya (Malaysia), Sumatera, kemudian lalu menyeberangi Selat Karimata menuju Kalimantan Tengah maupun juga Selatan,” tulis Syaukani.lalu Sedangkan suku Dayak yang akan tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, maupun Kalimantan Timur, menempuh rute Provinsi Hainan, Taiwan, Filipina,yang menyeberangi Laut China Selatan atau juga menuju 3 provinsi tersebut.
Pembedaan ini juga dapat dilihat dari sisi antropologis dari Suku Dayak di ke2 wilayah tersebut. Suku Dayak Murut yang dimana mendiami Kalimantan bagian utara mempunyai budaya atau juga sistem irigasi yang beda dengan mereka yang dimana mendiami Kalimantan bagian selatan ataupun tengah.
Imigrasi ini dapat diperkiran terjadi antara tahun 3000-1500 SM. Masa itu merupakan dimana zaman glasial di mana es di kutub utara atau selatan belum mencair sehingga selat-selat sempit yang kedalamannya kurang dari 100 meter masih belum seberapa terbentuk atau juga masih berupa daratan yang akan bersambungan. Maka, cukup dengan perahu kecil mereka akan mampu menyeberangi Selat Karimata ataupun juga Laut China Selatan yang tidak begitu luas.Keane menyebutkan bahwa, para imigran tersebut merupakan ras Kaukasoid dan Mongoloid. FR Ukur ini mengelompokkan penduduk Kalimantan ini menjadi 2, yaitu Suku Dayak yang akan tinggal di hulu sungai masuk dalam ras Deotro maupun juga Suku Kutai yang dimana mendiami hilir sungai masuk dalam kelompok ras Proto Melayu tersebut.
Syaukani menyimpulkan bahwa pengelompokan Suku Dayak di hulu sungai ataupun juga Suku Kutai di hilir sungai juga bersifat sosioreligius, bukanlah geneologis. Mereka pada awalnya berasal dari ras yang sama yakni Deotro Melayu, namun Suku Kutai banyak yang terpengaruh oleh ras Proto Melayu (Banjar, Bugis, dan Jawa), maka suku ini akan lebih suka dikelompokkan sebagai Proto Melayu.
Ras Proto Melayu sangat mengidentikkan Dayak sebagai orang-orang pedalaman yang tidak akan beragama Islam atau juga Kutai diidentikkan dengan penduduk Proto Melayu yang beramaga Islam. lalu Sedangkan orang Dayak sering menyebut orang Islam sebagai “haloq” yang juga berarti orang asing, karena dianggap telah keluar dari kepercayaan adat nenek moyang . Orag Kutai cenderung enggan yang sering disebut orang Dayak, sebab karena mereka beragama Islam.
Asal Usul Suku Dayak
Asal usul suku dayak ini diperkirakan merupakan keturunan dari ras Mongolid, Asia.yang Seperti diketahui bahwa 2000 tahun sebelum masehi, benua Asia masih akan menyatu dengan Pulau Kalimantan. Ras mongolid yang dimana terdesak karena kalah perang, mengembara ke arah Selatan, mulai dari Semenanjung Malaya, Serawak, hingga Kalimantan. Ras Mongolid ini lalu kemudian menetap, mendirikan perkampungan di tepian-tepian sungai, beranak pinak,atau juga dapat membangun kebudayaannya sendiri di tanah Borneo.
Seiring waktu nya berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang datang dalam rentang waktu yang lama,yang akan mendesak orang-orang ras Mongolid yang akan menjadi asal usul suku dayak ini untuk semakin masuknya, naik ke huluan sungai. Mereka ini akan terpencar-pencar, menyebar,atau juga mendiami daerah daerah pedalaman.yang Masing-masing dari mereka lalu kemudian mengembangkan adat budayanya masing-masing maupun juga menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di tanah Kalimantan.
Di runut dari sejarahnya, suku dayak yang sebetulnya pernah akan mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Dayak Nansarunai. Akan juga tetapi, kerajaan ini tidak akan bertahan lama. Ia digempur atau juga dapat juga dapat dihancurkan oleh kedigdayaan Majapahit yang saat itu tengah gencar yang akan melakukan ekspansi wilayah. Sejarah atau juga asal usul suku dayak juga dapat dipengaruhi oleh budaya dari suku atau bangsa yang lain yang masuk ke wilayah Kalimantan.
Misionaris Kristen yang pada misalnya yang telah berhasil mengubah kepercayaan suku dayak yang awalnya animisme menjadi percaya pada Al-Kitab, budaya Islam yang akan dibawa orang-orang Jawa di masa kejayaan pada kerajaan Demak telah membuat sebagian kecil masyarakat dayak yang beralih menganut Islam, serta kebudayaan Tionghoa yang akan menambah keragaman pengetahuan seni mereka seperti piring malawen, belanga, atauun juga peralatan keramik.
Kebudayaan dan Kesenian Suku Dayak
-
Rumah Adat
Rumah adat suku Dayak adalah rumah betang atau rumah panjang. Yaitu rumah tradisional khas Kalimantan yang bisa Anda temui di wilayah Kalimantan, atau tepatnya di daerah hulu sungai yang merupakan pusat kediaman masyarakat Dayak.
Bentuk dan ukuran rumah betang bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah betang yang panjangnya mencapai 15 meter dan lebar 30 meter. Secara umum, rumah betang dibuat dalam bentuk panggung dan dengan tinggi hingga 5 meter.
Rumah betang yang sangat tinggi ini dimungkinkan untuk bertahan dari ancaman banjir di daerah hulu. Budaya rumah betang merupakan cerminan dari kebersamaan antara masyarakat Dayak dengan aturan sistem yang berlaku mengacu pada hukum adat yang disepakati bersama.
-
Pakaian Adat
Pakaian adat dibagi menjadi 2, pakaian adat untuk pria dan pakaian adat untuk wanita. Untuk pria, pakaiannya dinamai Sapei Sadaq.
Cirinya adalah memakai ikat kepala yang terbuat dari Pandan, dan umumnya digunakan oleh para orang tua. atasa dipadukan dengan rompi dan bawahan berbentuk cawat atau disebut Abet kaoq, serta mandau mereka mengikat di pinggang.
Untuk pakaian perempuan disebut Ta’a. Pakaian ini bermotif tidak jauh berbeda dari pakaian adat pria. Apa yang membedakan hanya pada bagian atas baju mereka disebut Sapei Inoq dan bawahan adalah rok. Untuk wanita, seluruh pakaiannya dihiasi dengan berbagai manik-manik yang indah.
-
Bahasa Adat
Asal usul bahasa suku Dayak adalah bahasa Austronesia yang masuk dari bagian utara kalimantan, yang menyebar lebih jauh ke arah Timur untuk memasuki daerah pedalaman, pegunungan, dan juga pulau di Samudera Pasifik.
Selain itu, bahasa suku Dayak berkembang dengan datangnya orang Melayu dan masyarakat dari tempat lain. Masyarakat Dayak saat ini diperkirakan mempunyai banyak bahasa sebagai kelompok yang berasal dari daerah lain.
-
Makanaan Khas
Dayak juga mempunyai makanan khas, seperti Juhu Singkah (rotan muda), Karuang (sayur dari ubi kayu), atau Wadi (makanan berbahan dasar ikan). Makanan yang diperoleh dari objek di hutan. Suku Dayak juga memaak dengan bumbu masak sederhana.
-
Upacara Adat Suku Dayak
Upacara adat yang terkenal dari masyarakat Dayak adalah upacara TIWAH, yang merupakan ritual yang dilakukan untuk mengantarkan tulang orang mati ke Sandung (rumah kecil) yang sudah didibuat. Bagi suku Dayak, upacara TIWAH merupakan upacara yang sangat sakral.
Upacara ini juga diiringi dengan tarian, suara Gong, dan hiburan lainnya. Ada juga upacara lain yang dilakukan, seperti upacara pemakaman, menyambut kelahiran anak, dan Pemakaman orang mati.
-
Tarian Adat
Tarian adat suku Dayak terdiri dari tiga macam, yaitu tarian Hudoq, tarian Leleng, dan tarian Kancet Papatai. Setiap tarian memiliki ciri khas dan maknanya sendiri.
Tari Hudoq merupakan bagian dari ritual yang dilaksanakan setelah menanam padi oleh suku Dayak Bahau dan Dayak Modang. Inti dari tarian ini adalah untuk memperingati jasa/pengorbanan leluhur mereka.
Tarian Leleng adalah tarian seorang gadis dari Dayak Kenyah yang bercerita tentang seorang gadis bernama Utan along di mana dia akan dipaksa untuk menikahi seorang pemuda yang tidak dia cintai, sehingga Utan along melarikan diri ke hutan.
Tarian Kancet Papatai adalah tarian perang dengan cerita salah satu pahlawan Dayak Kenyah yang bertarung melawan musuh. Seni tari ini berbentuk gerakan lincah, energik, dan gesit dan indah terlihat.
-
Alat musik
Dayak juga memiliki alat musik khas yang sering dimainkan. Beberapa diantaranya adalah Garantung (Gong), ialah alat musik yang terbuat dari bahan logam, dan Gandang (drum)
Ini adalah alat musik untuk menemani tarian dan lagu yang dinyanyikan. Selain itu, Dayak juga memiliki alat musik tiup khas yang terbuat dari bahan yang berbeda, yaitu Kalali, Tote, dan Flute Balawung.
Agama Suku Dayak
Masyarakat Dayak terbagi menjadi beberapa suku, yaitu Ngaju, OT, Danum, dan Ma’anyan di Kalimantan Tengah. Keyakinan agama meliputi: Islam, kristen, Katolik, dan Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan.
Adat Istiadat Suku Dayak
- Upacara Tiwah
- Tari Kancet Papatai
- Dunia supranatural
- Manajah Antang
- Mangkok Merah
Demikianlah artikel tentang Suku Dayak : Sejarah, Pengertian, Asal Usul, Budaya, Seni, Agama, Adat Istiadat dari pengajar.co.id semoga bermanfaat.