Suku Jawa

Diposting pada

Pada kesempatan kali ini pengajar.co.id akan membuat artikel mengenai Suku jawa, yuk disimak ulasannya dibawah ini:suku jawa


Suku Jawa Adalah

Suku Jawa merupakan suku yang memiliki jumlah populasi terbanyak dibandingkan dengan suku lainnya. Suku yang terkenal dengan keramahtamahan dan kehalusannya ini menyebar merata di seluruh Nusantara. Biasanya orang Jawa sering menyebut dirinya Wong Jowo atau Tiang Jawi.

Program transmigrasi penduduk Jawa ke pulau-pulau besar lain sudah dimulai oleh pemerintahan jajahan Belanda sejak abad ke-18. Adat istiadat jawa sangat banyak dan beragam. Masyarakat jawa biasanya masih mempercayai mitos-mitos dan legenda leluhur.


Sejarah Asal Usul Suku Jawa

Sejarah suku Jawa memiliki beberapa versi. Adapun diantaranya yaitu :

1. Pendapat Arkeolog

Menurut para arkeolog, nenek moyang suku Jawa adalah penduduk pribumi yang tinggal jutaan tahun yang lalu di pulau ini. Mereka menemukan beberapa fosil manusia purba dari hasil penelitian, adapun fosil tersebut seperti Pithecanthropus Erectus dan Homo sapiens.

Fosil manusia purba bernama Homo erectus yang ditemukan di Trinil, Jawa Tengah pada 1891 oleh arkeolog sekaligus ahli anatomi asal Belanda bernama Eugene Dubois menjadi salah satu alasan kuat munculnya teori ini. Shingga meyakinkan para arkeolog bahwa nenek moyang suku jawa berasal dari penduduk pribumi.

2. Kisah Babad Tanah Jawa

Selanjutnya menurut Babad Tanah Jawa dikatakan bahwa suku Jawa berasal dari kerajaan Keling atau Kalingga yang ada di daerah India Selatan. Salah satu pangeran Kerajaan Keling yang tersisih akibat situasi yang sangat kacau karena perebutan kekuasaan, pergi meninggalkan kerajaan dan pergi mengembara ke daerah yang jauh. Kemudian ia menemukan sebuah pulau terpencil yang belum ditemukan adanya kehidupan.

Bersama para pengikutnya, ia pun saling bergotong royong mendirikan sebuah kerajaan bernama Javacekwara beserta pemukiman di sekitarnya. Mereka menetap dan berkoloni membentuk dan membangun peradabannya sendiri.. Keturunan dari pangeran dan para pengikutnya inilah yang dianggap sebagai nenek moyang suku Jawa.

3. Surat Kuno Keraton Malang

Menurut surat kuno kerato Malang, diceritakan bahwa penduduk Jawa berasal dari kerajaan Turki. Pada tahun 450 SM, Raja Rum, seorang Raja dari kesultanan Turki mengirim rakyatnya untuk membuka lahan di pulau-pulau kekuasaannya yang belum berpenghuni dan membangun daerah kekuasaan baru di sana.

Selama beberapa waktu, penduduk kerajaan bermigrasi mengikuti perintah raja. Mereka merasa sangat bahagia karena menemukan pulau yang sangat subur. Selain mudah di tanami berbagai tumbuhan bermanfaat, bahan pangan sangat mudah ditemukan dengan jenis yang beraneka ragam pula.

Beradaptasi dan membangun pemukiman menjadi hal yang mudah. Lama kelamaan, semakin banyak penduduk kerajaan yang ikut datang ke tanah ini. Karena salah satu tanaman yang banyak ditemukan di daerah tersebut bernama Jawi, maka disebutlah tanah itu dengan nama tanah Jawi .

Lihat Juga:   √PPKI Adalah

4. Tulisan Kuno India

Sebuah tulisan kuno dari India menceritakan tentang seorang pengembara yang bernama Aji Saka. Ia berkelana ke berbagai penjuru dunia hingga akhirnya tiba di sebuah pulau yang kemudian disebut dengan pulau Jawa.

Aji Saka dikatakan sebagai orang pertama yang menemukan tanah Jawa, sehingga ia dianggap sebagai nenek moyang suku Jawa saat ini.

Tulisan kuno India ini juga menyebutkan bahwa dahulu beberapa pulau di kepulauan Nusantara menyatu dengan daratan Asia dan Australia.

Hingga pada suatu waktu terjadi musibah meningkatnya permukaan air laut dalam jangka waktu yang sangat lama. Beberapa wilayah daratan pun terendam air hingga yang memunculkan pulau-pulau baru termasuk pulau Jawa.

5. Pendapat Sejarawan

Sementara itu para sejarawan meyakini bahwa asal usul suku Jawa berasal dari orang-orang Yunan, di negara China yang mengembara ke seluruh wilayah nusantara. Pengembaraan secara besar-besaran ini sudah dimulai sejak 2000 SM sampai hingga sekitar tahun 500 SM. Ini dibuktikan dengan ada kemiripan bahasa yang ada di Indonesia, sehingga menandai bahwa rumpun Autronesia juga meliputi wilayah Indonesia.


Kesenian Suku Jawa

Sama halnya seperti suku-suku pada umumnya, suku Jawa tentu memiliki kebudayaan yang kaya dan menarik untuk dipelajari, antaralain sebagai berikut:Kesenian Suku Jawa

1. Pertunjukan Wayang Kulit

Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu kesenian suku Jawa yang paling dikenal, karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat suku Jawa. Wayang kulit dipercaya diciptakan dan disebarluaskan oleh Wali Songo.

Wali Songo menggunakan wayang kulit sebagai bentuk dakwah menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Biasanya pertunjukan wayang berkisah mengenai permasalahan kehidupan dan apa saja yang bisa dipelajari, misalnya kisah Mahabrata atau Ramayana.

Dalang bertugas memainkan pertunjukan wayang kulit dan biasa disertai dengan musik gamelan khas Jawa. Sebagai pengiring dalam pertunjukannya, hadir penyanyi bernama Sinden.

Batang pisang untuk menancapkan wayang, kain putih sebagai latar ,dan lampu sorot menjadi perlengkapan wajib yang harus ada dalam setiap pertunjukan wayang kulit.

3. Seni Musik dalam Budaya Gamelan

Gamelan merupakan alat musik tradisional suku Jawa yang cukup dikenal. Alat musik ini pada awalnya digunakan oleh Wali songo untuk menyebarkan agama Islam.

Gamelan sendiri merupakan gabungan dari beberapa alat musik seperti gong, kendang, kempul, kenong, bonang, gambang, dan slenthem yang juga digunakan sebagai alat musik pengiring dalam pertunjukan wayang maupun tari-tarian.

4. Tarian tradisional

Beberapa tarian Jawa yang cukup populer hingga saat ini seperti sintren, bedhaya, kuda lumping, dan reog memiliki gerakan yang beraneka ragam dari mulai yang lemah gemulai hingga cepat.

Tari tradisional ini biasa ditampilkan dalam upacara adat atau kegiatan kebudayaan lain. Tari-tarian ini biasanya juga diiringi dengan musik gamelan.


Adat Istiadat Suku Jawa

Suku Jawa memiliki adat istiadat yang sampai saat ini masih dilestarikan, diantaranya yaitu:

Adat Istiadat Suku Jawa

1. Upacara Kenduren

Upacara Kenduren merupakan upacara yang digelar sebagai peringatan doa bersama. Upacara Kenduren dipimpin oleh tetua adat atau tokoh agama.

2.Upacara Grebeg

Upacara Grebeg merupakan upacara yang digelar sebagai bentuk rasa syukur terhadap karunia dan berkah tuhan. Biasanya upacara ini digelar tiga kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 12 Mulud (bulan ketiga), 1 Syawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua belas).

3. Upacara Sekaten

Upacara Sekaten merupakan upacara adat yang digelar sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Lihat Juga:   Pankreas

4. Upacara Ruwatan

Upacara Ruwatan merupakan upacara adat yang digelar untuk menyucikan (meruwat) seseorang dari segala kesialan, nasib buruk dan memberi keselamatan.

5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa

Ini merupakan upacara yang dianggap sakral, dan upacara ini memiliki banyak tahapan yang harus dilakukan sebelum digelar.

6. Upacara Tedak Siten

Upacara tedak Siten merupakan upacara adat yang digelar pada saat bayi menginjak usia 8 bulan, yaitu pada saat si bayi sudah mulai belajar berjalan.

7. Upacara Tingkepan

Upacara Tingkepan merpakan upacara adat yang digelar ketika ada seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan.


Rumah Adat Suku Jawa

Berikut dibawah ini merupakan rumah rumah adat suku jawa :

Rumah Adat Suku Jawa

  • RUMAH ADAT BADUI

Rumah adat Badui berbahan dasar yaitu menggunakan bambu, batu, kayu dan ijuk menjadi bahan pelengkapnya. Mereka menggunakan batu datar yang dipendam di dalam tanah sebagai pondasi rumahnya. Adapun fungsi dari batu tersebut yaitu untuk mencegah tiang rumah agar tidak cepat lapuk.

Tanpa adanya batu tersebut, maka tiang rumah ada Badui akan mudah membusuk karena bersetuhan langsung dengan tanah. Untuk membuat tiang rumanya, suku Badui biasanya menggunakan balok kayu yang besar dan kokoh, biasanya menggunakan kayu seperti jati, kayu mahoni dan akasia.

Sedangkan untuk membuat dinding rumah adat Badui biasanya menggunakan anyaman anyaman bambu yang juga dikenal dengan bilik yang bertujuan untuk membuat kondisi didalam rumah tetap sejuk serta udara bisa masuk dari sela-sela anyaman. Hal ini juga salah satu pengaruh kenapa rumah adat Badui tidak mempunyai Jendela.

  • RUMAH KEBAYA

Rumah kebaya merupakan rumah ada khas suku Betawi yang berasal dari Provinsi Jakarta. Rumah Kebaya memiliki bentuk teras begitu luas yang digunakan untuk menerima tamu atau tempat berkumpul dan bersantai bersama keluarga. berkumpul dan bersantai bersama keluarga. Hal itu merupakan salah satu ciri khas utama dari rumah kebaya tersebut.

Sementara bagian dinding rumahnya terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka atau dipindah kapan saja. Dengan tujuan supaya terlihat lebih luas dan juga rapi.

  • RUMAH ADAT KASEPUH

Rumah adat Kasepuh berasal dari Provinsi Jawa Barat, orang sering menyebut rumah adat ini dengan sebutan rumah kraton. Rumah adat ini pertama kali dibangun pada tahun 1529 M dan didirikan oleh pangeran Cakrabuana.

Rumah kraton ini sendiri dibangun sebagai bentuk penyempurnaan dari rumah Keraton Pakungwati. Rumah adat kraton ini merupakan salah satu peninggaan sejarah dari kerajaan Islam yang ada di Jawa Barat, khususnya Cirebon.

  • RUMAH JOGLO

Rumah Joglo adalah rumah adat yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Meski begitu, terdapat perbedaannya di setiap masing-masing daerah.

Terdapat beberafa fungsi dari rumah Joglo ini, ada yang berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan juga sekedar bersantai. Sementara bagian penting dari rumah ini adalah Pendapa.

Keunikan dari rumah ini terletak pada bagian atapnya, yaitu terdapat bubungan yang terbuat dari tiang-tiang yang disusun rapih, yang digunakan sebagai penyangga atap rumah.

Biasanya bahan yang sering digunakan untuk membangun rumah Joglo ini berasal dari alam, namun dalam pembuatan rumah kebanyakan memakai bahan dari kayu yang memilki tekstur keras. Dan kayu itu lah yang akan digunakan sebagai tiang, rangka, pintu jendela dan lain sebagainyaz.

  • RUMAH ADAT SUNDA

Seperti namanya, sudah jelas rumah adat ini berasal dari Sunda. Rumah adat sunda ini memiliki keunikan yang terletrak pada bagian atapnya yang menyerupai badak yang sedang menguap dan sehingga dinamakan Badak Heuay.

Lihat Juga:   Unsur Cerpen

Pada umumnya jenis rumah adat sunda ini berfungsi sebagai penerimaan tamu pria. Di daerah Sukabumi rumah adat ini masih mudah dijumpai dan masih banyak.

Bukan hanya rumah Badak Heuy yang terdapat di sunda. Tetapi masih ada banyak lagi ya. Kalau untuk rumah adat sunda aselinya, cirikhasnya masih berupa rumah panggung.


Mata Pencaharian Suku Jawa

Masyarakat Jawa yang ada di desa-desa umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sedangkan sebagian lainnya hidup dari pekerjaan sebagai pegawai, tukang, dan pedagang. Pertanian ada yang dilakukan di sawah-sawah irigasi dan tadah hujan, terutama untuk menanam padi, ada pula yang di tegalan, dimana ditanam ketela pohon, jagung, ketela rambat, kedelai, kacang tanah, kacang tunggak dan sebagainya.

Tidak semua petani memiliki lahan pertanian sendiri. Sebagian besar malah menjadi buruh, yaitu mendapat upah dari pekerjaan mengolah sawah orang lain. Di lingkungan mereka berbagai macam peternakan sudah banyak dikembangkan, walaupun sifat dan jumlahnya amat sederhana.


Pakaian Adat Suku Jawa

Pakaian adat suku Jawa tentu sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, antara lain:

Pakaian Adat Suku Jawa

1. Kebaya

Kebaya merupakan pakaian adat suku Jawa yang paling dikenal oleh masyarakat, kata kebaya sendiri berasal dari Bahasa Arab, abaya yang artinya pakaian. Pakaian adat kebaya merupakan atasan tradisional yang dikenakan khusus oleh kaum perempuan. Biasanya dibuat dengan bahan tipis yang dipadukan dengan kain batik, sarung, atau songket.

2. Jawi Jangkep

Pakaian adat ini berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Jawi Jangkep dikhususkan untuk kaum pria. Pakaian ini berasal dari adat Keraton Kasunanan Surakarta. Pakaian adat ini memiliki dua jenis, yaitu Jawi Jangkep dan Jawi Jangkep padintenan (keseharian). Jawi Jangkep menggunakan atasan hitam yang hanya dikenakan pada acara formal. Sedangkan Jawi Jangkep padintenan mengenakan atasan yang warnanya selain hitam dan dikenakan pada acara non formal.

3. Beskap

Beskap pada dasarnya merupakan atasan pada Jawi Jangkep, namun seiring perkembangannya sering dikenakan terpisah, tepatnya sejak zaman Mataram. Biasanya beskap menggunakan warna kain yang polos dengan memiliki bentuk kemeja lipat dan berkerah. Beskap memiliki kancing yang terletak disisi kanan dan kiri dengan pola menyamping. Beskap memiliki bagian belakang terbuka yang berfungsi untuk tempat keris.

4. Kanigaran

Pakaian adat kanigaran berasal dari kesultanan Ngayogyakarta. Pakaian adat ini terbuat dari bahan beludru warna hitam yang dilengkapi dengan kain dodot atau kampuh sebagai bawahan. Riasan dan aksesoris beserta cara pakainya memiliki aturan khusus tersendiri dan hanya perias terlatih yang mampu melakukannya.

5. Batik

Sama seperti kebaya, Batik merupakan pakaian adat suku Jawa yang sangat dikenal oleh masyarakat. Istilah Batik sendiri merupakan abreviasi dari kalimat jawa babat soko sak tithik, yang dapat diartikan mengerjakan sesuatu sedikit demi sedikit.

Secara masif, masyarakat berbondong-bondong beralih mengenakan batik untuk acara formal. Bahkan instansi-instansi, baik pemerintah maupun swasta, serta sekolah-sekolah menambahkan batik sebagai seragam wajib.


Nama Nama Suku Jawa

Ada banyak sekali suku-suku yang berasal dari Pulau Jawa. Suku-suku tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  1. • Suku Jawa
  2. • Suku Sunda (Urang Sunda)
  3. • Suku Cirebon
  4. • Suku Betawi
  5. • Suku Tengger
  6. • Suku Osing (Using)
  7. • Suku Badui (Urang Kanekes)
  8. • Suku Madura
  9. • Suku Boyan, Babian, Bawean.
  10. • Suku Nagarigung
  11. • Suku Samin (Wong Samin)
  12. • Dan lain lain.

Demikianlah ulasan dari pengajar.co.id mengenai Suku Jawa, semoga bisa bermanfaat.